[Knowledge Management]Five Style of Customer Knowledge Management

Melanjutkan tulisan sebelumnya mengenai Customer Knowledge Management, berikut adalah penjelasan dari Five Style of Customer Knowledge Management.
Five Style of Customer Knowledge Management

a. Prosumerism
Prosumer adalah istilah untuk menjelaskan bahwa konsumen dapat memainkan peranan yang ganda, yaitu menjadi produsen dan konsumen. Peranan produsen yang dimainkan oleh konsumen dapat terjadi jika perusahaan mau berinteraksi secara terbuka dengan konsumen dan menyalurkan informasi dari pelanggan dalam bentuk sebuah produk. Konsumen akan berubah menjadi produsen ketika apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka inginkan dapat dikelola dengan baik oleh perusahaan. Pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen tersebut disalurkan menjadi sebuah produk yang pada akhirnya akan di minati juga oleh konsumen. Perusahaan dapat mengumpulkan segala informasi dari konsumen mengenai keinginan – keinginan mereka terhadap kebutuhan mereka lalu memproduksinya. Dalam kasus ini seorang konsumen memainkan peran sebagai produsen yang kreatif karena informasi dan pengetahuan yang konsumen berikan tersebut sangatlah bersifat kreatif dan menjadi daya tarik tersendiri karena berasal dari keinginan mereka pribadi.

Peranan ganda yang dimainkan oleh konsumen menjadi salah satu pendekatan yang efektif bagi sebuah perusahaan karena apa yang mereka dapatkan atau apa yang perusahaan peroleh adalah berasal dari keinginan setiap konsumen dan hasilnya tidak perlu dikhawatirkan lagi karena produk tersebut berasal dari konsumen.

b. Team-based co-learning
Selain dapat berperan ganda seperti yang telah ditulis di atas, konsumen juga dapat menjadi bagian dalam sebuah team bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kepuasan konsumen. Perusahaan dapat menjalin hubungan dengan pelanggan dan membuka diri terhadap segala informasi dan pengetahuan yang mereka miliki, dan bersama – sama dengan mereka berbagi pengetahuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan membuka diri tersebut, konsumen akan diberikan kesempatan untuk melihat dan menilai secara langsung manajemen dan sisi internal dari perusahaan kemudian mereka akan memberikan saran dan masukkan kepada perusahaan yang mungkin salah satu diantaranya dapat dijadikan sebagai masukkan kepada perusahaan dalam meningkatkan organisasi.

Pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen seringkali tidak terpikirkan oleh manajemen perusahaan oleh karena itu perusahaan dapat memanfaatkan team yang dibentuk bersama konsumen untuk melakukan konfigurasi ulang terhadap organisasi dan mengelola setiap pengetahuan yang diberikan oleh konsumen tersebut untuk kemajuan perusahaan di masa depan. Sebagai contoh, Kaskus adalah salah satu komunitas online yang besar di Indonesia, organisasi mereka terus membaik setiap tahunnya karena dampak dari pembelajaran yang dilakukan secara bersama – sama antara perusahaan dan usernya. Mereka secara terbuka menerima masukkan dan kritik dari setiap user dalam rangka membangun Kaskus agar menjadi lebih besar. Dan setiap user di Kaskus dapat secara terbuka memberikan pengetahuan – pengetahuannya mengenai dunia online yang kemudian dimanfaatkan oleh Kaskus dalam mengembangkan sayapnya di Indonesia. Dan sekarang kita dapat melihat hasilnya. Kaskus menjadi salah satu komunitas terbesar di Indonesia dan ini semua adalah hasil perpaduan antara konsumen dengan perusahaan.

c. Mutual Innovation
Inovasi mengenai suatu produk akan tercipta dari pengguna akhir atau konsumen bukan berasal dari internal perusahaan karena konsumenlah yang merasakan produk tersebut sehingga mereka memiliki pemikiran – pemikiran yang berkualitas menurut pandangan mereka. Perusahaan dapat memanfaatkan hal ini dalam membuat sebuah inovasi baru di pasar dengan cara bekerja sama dengan konsumen dalam menuangkan pemikiran – pemikiran mereka terhadap suatu produk dan menampung segala keinginan – keinginan mereka. Dari setiap pemikiran tersebut akan terciptalah sebuah inovasi yang akan meningkatkan nilai dari suatu produk.

d. Communities of Creation
Pendekatan lain yang pada umumnya digunakan oleh setiap perusahaan dalam mengelola manajemen pengetahuan konsumen adalah menciptakan sebuah komunitas konsumen dari sebuah produk ataupun brand. Sebagai contoh, Honda Indonesia menciptakan sebuah komunitas bagi para konsumen. Dalam membangun komunitas tersebut, Honda turut serta membangun dan menciptakan hubungan yang harmonis bagi para konsumennya. Para pengguna Honda diberikan kesempatan untuk saling berinteraksi dengan sesama pengguna Honda yang lain dan diberikan kesempatan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran mereka, apa yang mereka ketahui mengenai Honda, dan ide apa yang mereka miliki mengenai produk Honda. Dari komunitas ini, Honda memanfaatkan dan mengelola dengan baik sehingga menjadi dasar dalam menciptakan sebuah produk yang kemudian akan dipasarkan di Indonesia. Sebagai perumpamaan, Jakarta adalah kota yang identik dengan kemacetan dan bagi para pengendara motor manual, kemacetan telah membuat mereka harus mengeluarkan tenaga ekstra dalam mengendarai kendaraannya. Mereka dapat menyalurkan keluhan tersebut di dalam komunitas dan Honda dapat memanfaatkan informasi ini untuk menciptakan atau memasarkan Motor Automatic di Indonesia yang notabene lebih memudahkan para pengendara dan mengurangi tenaga yang harus dikeluarkan dalam berkendara. Perumpamaan ini merupakan pendekatan dalam mengelola pengetahuan konsumen dengan menciptakan sebuah komunitas.

e. Joint Intellectual Property
Pendekatan yang lain adalah dengan melakukan joint intellectual property. Perusahaan menciptakan sebuah pemikiran di kalangan konsumen bahwa mereka adalah salah satu bagian dari perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara bekerja sama dengan konsumen dan menganggap diri perusahaan adalah sebagian milik konsumen.

Walaupun secara konsep, Customer Knowledge Management merupakan strategi yang amat baik jika di terapkan di tengah persaingan yang sangat ketat pada saat ini, namun dalam penerapannya masih banyak perusahaan yang mengalami kendala sehingga tujuan dari penerapan Customer Knowledge Management tidak tercapai. Berikut kendala – kendala yang umum dihadapi dalam menerapkan Customer Knowledge Management.

This entry was posted in My Article and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *